Nov 25, 2016

EAR[83] - ஜ۩۩۩۩ஜ - homonculus (2016) [RIP EAR ALERT RECORDS]


Dengan penuh rasa haru yang biasa saja, sebelum kami menerangkan apa yang kami bantu bagikan seperti biasanya, kami nyatakan bahwa PT. Ear Alert Records (EAR) resmi berhenti beroperasi. Berhentinya operasi berbagi dari PT. EAR, bukan berarti semangat berbagi dari Direktur, para pemegang saham, karyawan-karyawan, dan pak satpam sekalipun berhenti di sini. Semangat berbagi akan tetap diproduksi, apapun bentuknya nanti.

Rilisan kali ini merupakan bingkisan bunyi sinematis yang dipersembahkan oleh  ஜ۩۩۩۩ஜ, dengan judul 'homonculus'. Mari sejenak kita tengok latar kisah dari bingkisan kali ini.


"My name is Ismoyo Cahyadi, it’s 2161. The city’s dead and this godforsaken
debris formerly was an office owned by my grandfather Badrun Cahyadi,
the last CEO of Sukamakmur Inc.  “All the supplements, vitamins, and
drugs in stores, we really want to stay alive and well but don’t know
how.” That was the motto of our family carved in marble at front of the
office lobby. Ah, I remember a story of my childhood…

The year is 2138, Sukamakmur Inc a biggest herbal supplement industry in
Indonesia made a big breakthrough after discovering ancient secret in
Madhawapura inscription. Sukamakmur that led the world's herbology once
again showed a victorious step of herbal over pharmaceutical industry by
releasing Jamutopia, a brain stimulant which enhances the effect of
monoamines to boost human brain performance.

One pill a day is the recommended dose; after a month on Jamutopia start
taking its effects on human brain. People able to fully grasp and
understand whatever the heard, whether someone lies or not, the true
intentions behind their words; with Jamutopia everything clear as a
writing in paper.

Start from South East Asia market to East Pacific and then Middle East,
Jamutopia's trend spread fast like a wildfire. Not long after its
release date, WHO support Sukamakmur to distribute Jamutopia globally.

A couple years after Jamutopia, there were an era of peace. Thanks to
Jamutopia there were no room for lies; crimes and wars significantly
reduced, no more misunderstandings, a world without falsehood. Almost
all of world's leaders participate in a global movement to promote
Jamutopia of Sukamakmur Inc for the sake of world peace and future of
mankind.

It is just almost unheard, strange cases started in Burkina Faso where
people showed allergic symptoms to Jamutopia. These happenings not only
stopped in Africa, more recent cases found in China and Thailand; by
2161, WHO found that around 12% of world populations are allergic to
Jamutopia. The symptoms started by dizziness and nausea but after three
months most of them fall into coma

Those victims of Jamutopia were sent to Sukamakmur's facilities around the
world, researches and many attempts proved futile. After 4 years of
coma, in an exact same moment, every Jamutopia coma patients around the
world were awakened. By those awakenings, most of the world population
that previously not affected by any side effects of Jamutopia use
suddenly falls into suspended animation state.

Only need a month to make a third of world population fall into suspended
animation state and the number in increasing rapidly; Sukamakmur Inc,
most of world governments also other healthcare/pharmaceutical industry
were collapsed before able to make any attempts to stop the plague."

Dalam menceritakan kisah tentang kesuksesan, dan keruntuhan PT. Sukamakmur dengan Jamutopia-nya ini, Ismoyo Cahyadi membantu kita untuk mencitrakan alur kisah tersebut dengan menyajikan 7 bebunyian yang digarap dengan metode-metode yang kerap digunakan dalam ranah musik elektronik. Dengan kreasinya ini, Ismoyo berupaya menghisap kita untuk masuk ke dalam dunia ciptaanya. Hal ini merupakan salah satu alasan kuat mengapa kami memilih ciptaan ini sebagai penutup beroperasinya PT. EAR. Kami merasakan kesamaan rasa ketika seorang pencipta membuat sebuah unit ciptaan. Rasa di mana ketika seorang pencipta, menciptakan suatu ciptaan, tidak boleh tanggung-tanggung. 
Mencipta adalah suatu aktivitas yang agung. Suatu karunia yang diberikan dari sang Maha Pencipta kepada kita. Maka ketika sang Maha Pencipta yang menciptakan kita sebagai 'isi' dari ciptaannya yang luar biasa besarnya ini (Dunia), kenapa kita tidak memanfaatkan kemampuan mencipta yang dikaruniakannya kepada kita ini untuk juga menciptakan suatu dunia. Maka dari itu, Saya (H.F./Suckling), memperlakukan Ear Alert Records ini sebagai suatu dunia yang lain juga, sebuah perusahaan rekaman. Perusahaan rekaman, yang dengan tulus membagikan suara, dengan bantuan para karyawan-karyawannya, untuk subyek-subyek sasarannya, bukan sekujur tubuh manusia, hanya sepasang telinga
Seperti itu lah mungkin gambaran rasa terkait ciptaan Ismoyo Cahyadi ini, kami dapat merasakan ketulusan penciptaan dunianya ini. Dan ciptaannya TIDAK TANGGUNG. Dari cerita, gambar, dan suara-suaranya, kami dapat mencium aroma jamu yang dideskripsikan. Kami dapat membayangkan dunia ciptaannya, sesuai yang dia amanatkan pada karyanya. Setiap bunyinya beralur, dan meninggalkan kesan yang berbeda. Dan satu hal lagi yang membuat kami semakin suka dengan paket bebunyian ini, minimalistis. Tujuan PT. EAR beroperasi juga untuk meyakinkan kepada para telinga bahwa ada bunyi-bunyi yang mereka lewatkan, yang layaknya dapat mereka perhatikan dengan berhenti sejenak. Ya, rata-rata bunyi-bunyi tersebut dibuat dengan upaya yang minimal, alat yang minimal, yang kemudian dapat dirasakan minimalitasnya ketika sudah jadi. Kesederhanaan-kesederhanaan itu lah yang ingin dibagi, hingga sekarang ini. 
Bagaimana kita sejenak tidak memikirkan kerumitan-kerumitan yang ada di luar...
Dan masuk ke dalam untuk tertidur membuang itu semua.
Download Here


Salam, sampai jumpa di lain kesempatan.

R.I.P. PT. EAR (2012-2016)

Oct 4, 2016

EAR[82] - PSK - Greatest Hits: Anarchy In The Indie (2016)





Buah kemuakan kadang-kadang tidak dapat diduga rasanya. Namun, ada satu hal yang tak dapat dipungkiri. Suatu hal yang selalu muncul pada akhir tiap buah kemuakan, yaitu kejenakaan. PSK adalah proyek musik yang sudah kerap menjajaki panggung pentas-pentas kesenian di Yogyakarta. Tak sekalipun kami pernah menonton wujud nyata, dan performa proyek musik ini di atas panggung. Hanya kiriman tembang-tembang yang dilandasi dengan ketulusan untuk berbagi ini yang kemudian menjadi satu penerangan bagi kami, tentang apa itu PSK. Jelas, pasti banyak dari Anda sekalian yang tidak mengenal proyek musik ini. Tetapi, judul-judul tembang di album ini mungkin dapat memantik Anda untuk terjun, dan berkenalan dengan mendengarkan tiap tembangnya. Kami memutuskan untuk meminimalisir penjelasan tentang rilisan ini, dengan alasan agar Anda sekalian secara alami terpantik oleh pesona, maupun aura dari proyek ini. Silahkan.

PSK tidak memiliki laman di dalam jaringan.

Sep 18, 2016

EAR[81]+EAR[82] - Detroak - CP/D.B-3 + VA - Split - Kultivasi & Trio En Rio (2016)


Album ini (mungkin) adalah sebuah awal dari Detroak. Lekuk-lekuk suaranya minimalis, menggabungkan model bunyi yang gelap dan rendah, dan beberapa titik kejut distorsi dalam lagu-lagunya. Mengapa minimalis? Karena, terasa sekali bahwa produksi bunyi ini dibuat menggunakan perangkat lunak yang rumus algoritmanya mampu mengakomodasi pembuatan bunyi. Tidak layak untuk dihakimi, namun sangat layak untuk dikisahkan, hal-hal kecil seperti ini. Banyak hal yang dapat kita nantikan dari semangat yang tertuang dalam kompilasi melalui album debut ciptaan Tanaya ini. Selamat mendengarkan.



Demi segala kepuasan dalam kegemaran mendengarkan segala jenis musik. Juga, demi segala bentuk semangat yang tercurahkan dalam tiap penciptaan kebaruan. Dengan bangga kami persembahkan kepada Anda, album musik bersama dari Trio En Rio dan Kultivasi. Kami rasa, album ini berhasil menghadirkan hawa segar dalam sejarah keberadaan musik 'jazz' di bumi Indonesia. Alam pikir bebas yang bertanggung jawab yang mengaggumkan. Repetisi memang tetap menjadi bagian yang cukup dominan dalam tiap lagu mereka. Namun, kejutan dalam tiap lekuk suara yang diciptakan dengan spontan, melahirkan repetisi yang tidak sembarangan. Yang, kadang kami suka dari mereka-mereka ini juga, mereka tidak banyak 'cing-cong'. Karena, rasa sayang itu bukan untuk disebut-sebut, cukup diciptakan. Selain alunan musik bebas dari kedua kelompok musik, dalam album musik bersama ini Anda juga disuguhi lagu 'My Favourite Things', yang digubah ulang  oleh Trio En Rio dari gubahan ulang John Coltrane. Mengharukan. Keberadaan album ini, sekali lagi, merupakan sumbangan keindahan yang amat berarti bagi jagat musik 'jazz' tanah air. Luar biasa. Segera dengarkan.


Aug 13, 2016

EAR[79]+EAR[80] - Trio Enrio - Demo II + To Die - Live at Pier '14 (2016)

Geliat 'musik improvisasi' atau 'ekseprimental' di Indonesia kini semakin tak kasat mata. Individu maupun kelompok mulai bermunculan dari berbagai kota di negara ini, dengan ciri khasnya masing-masing.Dari yang paling sederhana, hingga yang paling kaya. Tanpa gaung yang menggelegar, Trio En Rio masuk ke dalam teritori tersebut. Saya pribadi, melihat Johanes Handjono (Johan) begitu aktif dalam banyak sesi improvisasi, semenjak keikutsertaannya di sesi Kombo. Bercengkrama dengan Johan dan melihat pola permainannya di sesi-sesi improvisasi, saya dapat merasakan semangatnya begitu besar dalam teritori musik yang seperti ini. Perasaan ini mengingatkan saya pada semangat para seniman garda depan, musik khususnya, di masa lampau.

Metode ini, tanpa dapat ditebak, menghasilkan kualitas bebunyian yang beragam. Salah satu yang kami rasa menonjol adalah Demo jilid dua dari Trio En Rio ini. Lewat rilisannya kali ini, kami mendapati bebunyian yang padat alur, meskipun masih terasa hentak spontanitasnya. Mereka juga tidak malas untuk merias hasil rekaman sampai jernih. Tak pantas rasanya menyebut semangat rekaman ini sebagai Jazz atau Free-Jazz. Saya merasakan sesuatu yang lebih tidak bernama dari perubahan-perubahan yang ada di dalamnya. Dari sudut pandang metode, bisa kita sebut sebagai musik improvisasi. Tetapi, improvisasi, sama dengan musik eksperimental, adalah suatu metode penciptaan bebunyian, bukan genre. Dengan hasil ciptaan musik-musik, dari yang paling sederhana, hingga yang paling kaya. Meskipun, tidak tahu kapan, bisa saja jadi genre.

Band ini mempersembahkan bebunyian tanpa nama. Ada suara, tanpa wujud (pengenal). Ke'ghaib'an yang lahir dari metode improvisasi. Namun, tidak patut juga kita untuk membahasnya dengan berlebihan. Setidaknya saya ingin memandang bebunyian ini, secara proporsional, sebagai produk bebunyian dalam teritori pemakaian metode improvisasi di dunia permusikkan. Yang akan berlalu, ditinggalkan oleh proses-proses penciptaan setelahnya. Menggiring kita pada rasa bahwa semua hal itu sebenarnya biasa-biasa saja. Mau bagaimanapun indahnya, mati juga tidak kita bawa.

Download Here
Trio En Rio Soundcloud



Kami rasa, To Die merupakan salah satu band yang tidak pernah redup semangat pembaharuannya. Mereka selalu menunjukkan kebaruan di berbagai aspek pada tiap rilisan. Hal baru yang mereka tonjolkan mereka kali ini adalah dari aspek perekaman dan pemakaian instrumen. To Die terus membuahkan karya, tidak pernah menyangkal berbagai penilaian yang ada, sehingga penilaian tersebut tidak dapat menghentikan mereka. Band ini seperti menunjukan bahwa hal yang remeh-temeh tetap mempunyai peran, keberartian, dan nilainya sendiri. Entah untuk diapresiasi, didengarkan sambil lalu, atau dipandang sebagai dokumentasi sejarah untuk pembuat bebunyiannya atau para pendengarnya. Kami menganjurkan Anda untuk tidak banyak berkspektasi, dengarkan, lalu pahami dan simpan dalam memori.

Download Here
To Die Facebook

Jun 25, 2016

EAR[76]+[77]+[78] - Bossbattle - Jakarta 'Noise' How To Party + VA - Split - Sarana & Coffee Faith - Yin & Yang + VA - Split - Sarin & J3M5 (2016)


Akhirnya kita sampai pada kesempatan untuk menunaikan kewajiban-kewajiban yang tertunda. Meskipun terdapat kewajiban-kewajiban lainnya yang mengalami efek domino atas tertundanya kewajiban yang sedang kami tunaikan ini.

Pada dasarnya ketiga rilisan yang kami lepaskan kali ini, memiliki prinsip presentasi suara yang sama: abstrak, dan bising. Perbedaannya terletak pada cara perekaman dan pengemasan suara dari tiap-tiap proyek. Bossbattle memilih untuk menyajikan rekaman suara yang begitu mentah, yang ia rasa sebagai salah satu set terbaiknya. Kita dapat menangkap suasana ribut dari sebuah hajatan noise music, dan mendengar bagaimana Bossbattle memainkan set yang terbilang cukup ganas. 

Coffee Faith dan Sarana menyajikan rekaman komposisi yang lebih tertata. Hasil rekaman-rekaman ini tidak dapat dibilang seratus persen memberi gambaran jelas pada tiap-tiap unsur bunyinya. Namun, upaya pembuatan komposisi atau penataan alur bunyi bisa dirasakan dengan mendengarkan 'album bersama' yang konseptual ini. Perpaduan bunyi yang misterius sekaligus lembut antara Samarinda dan Yogyakarta.

Selanjutnya merupakan rekaman album bersama persembahan dari Sarin dan J3M5. Rekaman ini menfasilitasi kita dengan hasil yang jelas, alur bunyi yang cukup rapi, dan kualitas rekaman yang bagus. Rekaman ini ditujukan bagi anda yang menyukai ketiga unsur rekaman yang kami sebutkan tadi. Sebenarnya rekaman ini adalah rekaman favorit kami, pada kegiatan pelepasan karya kali ini.

Selamat mendengarkan!