"dan seperti oksidan bebas yang terus mengendap di dalam tubuh, menggerogoti sendi sendi kehidupan kita"
Akhamd Alfan Rahadi
Akrab sekali kita dengar dari para pelantun hymne kesedihan, bahwasanya ketika mereka bilang 'Lagu-lagu yang saya buat ini isinya adalah uneg-uneg saya semua mengenai kehidupan'. Saya rasa tidak untuk mereka yang melabeli rilisan mereka dengan kalimat demikian. Tidak tahu juga kalo emang beneran. Tapi memang baru saja saya temukan, sesosok pelantun hymne kesedihan yang tidak perlu melabeli karya buatanya adalah karya curahan hati. Namun saat karya tersebut dilantunkan, meskipun tanpa bait... ketika hati dan telinga dipertemukan, saat itu juga jawabanya diketemukan. Pencurahan segenap rasa yang ada dalam dada sang pelantun seakan terjadi secara tidak langsung. Rasanya seperti mengalir begitu saja. Hal itu mungkin dapat terjadi pada orang-orang tertentu yang mendengarkanya. Seperti yang saya katakan tadi, ketika telinga dan hati dipertemukan. Maka pertemukanlah. Mungkin ini yang bisa dinamakan masterpiece atau jenius. Entah, saya juga tidak dapat memberi penilaian yang pasti, silahkan anda sendiri yang menilai, gunakanlah hati. Coba nikmati ke'galau'an sang Rabu yang tercurah pada demo Semerbak Wangi ini. Semerbak Mewangi... lalu Hinggap di Hati....
No comments:
Post a Comment