Hai. Ini adalah. Salah satu momen paling membahagiakan dalam sejarah rilisan-rilisan Ear Alert records. Yang telah diakui sebagai sesuatu yang ajaib. Telah kembali. Bersama gambaranya, bersama suara-suaranya. Ya jika diantara kalian ada yang datang ke Records Store Day hari ke-2 di Yogyakarta, tepatnya di Slackers Company, kalian pasti pernah melihat performanya yang menyeruakan sesuatu yang disebut sebagai 'religio magis'. Ini benar, saya tidak mengarang, perasaan saya yang berpendapat seperti itu. Masih setia dengan petikan giat akustik yang terbalut biru dengan aroma musik blues/stoner, Sabarbar is back. Kita juga masih disuguhi dengan lirik-liriknya yang ajaib, terkadang sedikit menggelitik atau bahkan malah membuat kita terjatuh karena terpingkal oleh tusukan tombak-tombak jenakanya yang hanya dimengerti oleh satu bahasa. Ya bisa kita bilang yang terpingkal ketika satu bahasa. Belum tentu, jika kalian sama sekali tidak bisa berbaha Inggris, kalian akan bilang Ween itu lucu. Ya kami tidak bermaksud untuk berlebihan. Ini seperti mendengarkan para personil dari Ween sedang berdebat kusir dengan seorang Alex Zhang Hungtai. Debat kusir tentang apa saja yang mereka lihat. Mungkin kalian akan merasakan hal yang sama dengan apa yang kami sebutkan diatas jika kalian mendengarkan juga apa yang kami dengar dan ikuti. Karena kami sudah terperosok jauh kebawah. Sedalam ini lah kira-kira. Menulis dengan benar pun sebenarnya kami tak bisa. Kami hanya ingin menjelaskan semuanya sampai jelas, tapi kamu tak mau sampai dahi ini harus sampai berkerut seperti itu, tak perlu lah keluh kesah itu. Oleh Sabarbar, kami diajarkan, secara tersirat diberitahukan, apa itu yang namanya nurani dan kebebasan. Kalau tidak mau ya bilang saja tidak mau. Kalau memang mau ya apapun yang terjadi paksakan saja sampai kemauanya didapatkan. Sungguh ajaran yang bijaksana dari seorang musisi yang bekerja sampingan sebagai seorang waitress di sebuah cafe lokal yang bermenu utama pancake. Jika kalian ingin ingin tahu ilmu apa yang terbaik dimiliki oleh Sabarbar selain bermain musik dan menulis lirik serta menggambar. Ya, ada satu ilmu yang kekal, dan dimilikinya sebagai yang terkuat. Ilmu Ngrasani. Tak ada yang lebih hebat dan kejam dari Sabarbar. Belajarlah dari dirinya. Yasudah untuk kali ini kami tidak terlalu berpanjang-panjang karena kami rasa cukup penjelasan untuk karya ajaib, bahkan yang terajaib dari yang terajaib, untuk saya. Tapi pada akhirnya, kalian kan yang menilai. Mari kita sambut bersama-sama dengan unduhan yang meriah. Sabarbar.
No comments:
Post a Comment