Jul 2, 2013

EAR[30] - Wedipaw - Spesisdeples (2013)


Kalian tahu bukan tentang suatu ciptaan yang dinamai 'Sarang Burung' ? Ya, sarang burung adalah sebuah rumah yang diciptakan oleh kepiawaian seekor burung dalam menggunakan akal yang dimilikinya untuk membuat sebuah hunian yang nyaman bagi telur-telurnya yang kelak menetas, yang mana biasanya sarang-sarang burung tersebut dibuat di atas pohon, diantara ranting-ranting yang menari indah, seperti sedang mendengarkan suara-suara yang memabukan adanya, yang membuat pohon dan seisinya termasuk sarang burung dan seisinya, merasa nyaman untuk menari, ataupun diam terpaku seperti membatu. Begitulah kira-kira prolog yang bisa kami gunakan untuk menggambarkan sekaligus menjadi membuka untaian kisah tentang rilisan kami, dengan nomor urut tiga puluh. Sebuah proyek kolaborasi persahabatan, dengan proses yang bersahabat, untuk melahirkan sebuah kenyamanan bagi para telur-telur yang akan menetas, sang burung, dan sang pohon yang amat gemar menari. Proyek kolaborasi ini dapat tercipta juga karena suatu situasi persahabatan antara Wednes Mandra, Yohanes Budyambara, dan Pawitra Warda. Dimana sudah kita ketahui bersama-sama bahwa Wednes dan Paw sebelumnya sudah sering bersama dalam proyek-proyek eksperimentasi suara lainya, dan ini untuk pertama kalinya mereka membuat sebuah proyek khusus, sekaligus sebuah rilisan untuk mewadahi ciptaan-ciptaan mereka dalam sebuah kegiatan kolaborasi yang bersahabat. Dan hal lainya yang kami rasa perlu kami utarakan adalah, bahwa bebunyian yang dibuat oleh proyek kolaborasi ini, totally different, with the other stuffs they ever did. Atmosfir gelap yang selalu dilahirkan secara tidak langsung kami rasa masih saja selalu terbawa, dan hal itu merupakan hal baik, karena atmosfir yang mereka lahirkan membuat kami nyaman untuk tetap berada di dalam sarang dengan telinga terbuka serta raga dan pikiran yang bagaikan pohon yang menari, bersama rantingnya, sampai daun-daun mereka jatuh, satu demi satu. 

Tadi kami sudah bicara tentang atmosfir yang mereka lahirkan, tentu saja di dalam gelap, seperti di luar angkasa pun, pasti juga ada objek-objek yang bergerak, terbang leluasa dengan bebasnya, tertabrak-tabrak pun pemandanganya tetap indah di atas sana. Benar sekali, mereka membubuhkan tema-tema tentang luar angkasa, isi dari luang angkasa, dan luapan hasrat-hasrat para kolaborator tentang luar angkasa di atas mereka, diaduk menjadi sebuah interpretasi dengan media suara yang terbang kesegala arah, seolah suara-suara itu sedang mabuk dan berusaha mengajak para pendengar sekalian untuk turut serta dalam kemabukan mereka. Ya, kami menerima ajakan mereka untuk turut serta dalam kemabukan, kami terima dengan ikhlas ketika mereka mengajak pun mereka sama sekali tidak memaksa. Kami dengarkan dengan menari bersama pikiran dan berdiam bersama raga. Saat kami pejamkan mata, kami melihat, sebuah pemandangan luar angkasa seperti yang orang-orang terdahulu sudah gambarkan. Tata surya dan obyek-obyek konvensional lainya, seperti yang disebutkan dalam ilmu Astronomi. Sayup-sayup dan mulai jelas suara-suara itu terdengar, kami sudah memiliki kesadaran dari awal bahwa suara ini jika diistilahkan adalah suara psychedelic yang menghadirkan tema dan atmosfir spacy dalam praktiknya, dengan tujuan memang untuk membuat sebuah kemabukan, saat tujuanya tersampaikan maka purnalah sudah tugasnya, para pendengar sudah membatu dan tersungkur. Tapi yang ini lain, setelah suara sudah jelas terdengar, dan semua objek tata surya sudah terlihat jelas. Ada obyek lain di luar angkasanya, itu seharusnya tidak ada disana, mereka berhasil mengkontemporerasikan kenyataan! Lihat, ada ombak yang bergerumul, air-air itu bergerak sangat cepat, saling bertempukan, seolah saling mendahului untuk berada digaris depan ketika sampai ketepi pantai. Tapi tunggu dulu, di ruang ini, ruang angkasa ini, tidak terlihat sebongkah pun pasir, pantainya tidak ada. Dan lihat, air-airnya, ombaknya, ombaknya berwarna hitam dan sedikit transparan. Ombak hitam yang hampir transparan, saring bergerumul seolah menari, disebuah pantai ketiadaan di ruang angkasa yang hampa. Ini lah yang ingin kami gambarkan, dan sampaikan. Mereka berhasil membuat sebuah obyek baru dalam proyek kolaborasi ini, obyek baru untuk didengarkan secara nyata dalam bentuk suara, sekaligus obyek baru untuk dikhayal-khayal dalam angan dengan hasrat yang menggebu. Yang tadi sempat kamir pikir, jika mau sedikit berulah dengan istilah,  ini adalah eksperimentasi dari suara psychedelic nan spacy maka kami akan menambahkan satu istilah/sebutan lagi yaitu surf. Surf-Psychedelic-Spacy, itu yang mereka buat. Ciptaan penggugah suasana baru yang menyamankan. Ketika sudah terjatuh, membatu dan mabuk dalam ketersungkuran, tapi kami tetap bisa menari seolah kami sedang bertamasya disebuah pantai yang berombak, melihat para peselancar yang juga menari dan pohon-pohon Palm yang berayun. Kegiatan berdansa tetap bisa diayun-ayunkan dalam sebuah ketersungkuran sebongkah batu. Penyayat ketiadaan, pelahir kepanikan. Bersatulah dengan kenyamanan seperti kami, jatuhlah, tersungkurlah, dalam ketiadaan. Unduhlah dengan ikhlas. Salam.

No comments:

Post a Comment