Aug 2, 2013

Alertantionct | Video | Sabarbar - Kimi Ni Au Tabi Koi Wo Suru (JKT48 Cover Silent Version)

 
Diam, tenang, dan kelabu. Diam bukan tidak mau menghempas, diam bukan tidak mau melenggak dan diam bukan tidak mau untuk 'diam'. Kali ini, berita yang hadir dengan tenang namun cukup menghempas syaraf kami secara dimensional dengan lembut dan pelan. Sabarbar, akhirnya melakukan sebuah kegiatan penggubahan lagu dari JKT48 sebagaimana SAKA, namun Sabarbar, memilih untuk melakukan penggubahan tersebut dengan melipat-melipat kesedihan yang bergandengan dengan kedamaian tersebut, melalui diam. Diam itu bukan emas bagi Sabarbar, seperti yang anda dan kita lihat sendiri dalam video yang kami 'embed', bahwa diam itu sebenarnya adalah 'Abu-Abu'. Kami cukup yakin bahwa hal ini memang benar adanya, setelah kami mencoba menafsirkan 'ucapan yang tak terucap dari video ini'. Konsep penggabungan antara video diam (silent video), kesedihan dalam gubahan kata yang janggal pada tiap lirik lagu JKT48, obyek pendendang rohani non-emosional yaitu Sabarbar, yang kemudian dibalut dalam sebuah visualisasi yang diberi warna abu-abu. Ini adalah sebuah usaha pencampuradukan yang secara tidak langsung menjadi sesuatu yang terlihat sistematis dan juga saling berketerkaitan. Penggabungan 3 unsur paradikal yang memiliki kadar atmosfir 'ethereal'nya sendiri-sendiri, dalam sebuah media audio visual yang dibalut dengan warna abu-abu, membuat kami setelah mengurut-urutkan hal yang kami sebut-sebut tadi, membuat kesimpulan bahwa produk ini benar-benar salah satu produk yang dapat mewakili unsur 'ketidakberbentukan' atau wujud eksperimentasi yang kemudian memang melahirkan 'sesuatu' yang Tidak Jelas/Samar/Vague. Yang mana, produk yang tidak berbentuk dan juga tidak jelas, dalam paradigma konsep konvensional dasar ilmu dari apa yang dikatakan Pasar, yang kemudian dikaitkan dengan apa yang dinamakan Industri Musik, indie maupun major, akan menjadi sebuah predikat yang terbilang negatif. Tapi tidak disini, yang kami lihat, rasakan dan cerna benar-benar lain, kami tak berusaha membedakan, memberi sekat, atau membuat sebuah segmentasi, tapi inilah ombak yang menerpa kami, saat gelombang-gelombang tersebut menerpa tanpa pesan dan langsung menarik kami untuk bergerumul ditepi lautan seakan ombak itu memakan kami. Akhirnya kami picingkan mata kami dan kami putuskan, bahwa inilah yang kami lihat, dan hal tersebut diataslah yang benar-benar kami ingin katakan, ringkas saja, yang merasakan ya merasakan, ya yang tidak ya tidak, syukur-syukur bisa dijelaskan, maka simaklah dan apakah kalian rasakan gerumul ombak itu sobat ?

No comments:

Post a Comment