Bukan sembarangan. Rabu kembali setelah beberapa demo ditetaskan, terbang menjulang, jauh ke awan, dan menukik, terjun menyusup serta meliuk-liuk berbagi ruang dengan penerpa-penerpa telinga yang lainya, lalu begitu saja kembali lagi kembali lagi dan kembali lagi, hinggap di hati, dan semerbaknya mewangi. Rona impresi yang dihembuskan memaksa kami untuk tidak bosan mengalert, mengalert dan mengalert, kepada semua mulut tertutup dan kunyahanya yang berwarna jingga. Sambut tukik terbang rendah, perhinggapan yang mewangi, Rabu telah kembali.
No comments:
Post a Comment