Jan 14, 2014

EAR[39] - Putro and the Money Making Machine - Bedroom Session Part 2 (2014)


Halo lagi kepada semua pengunduh dan pendengar-pendengar yang terpekik dari sesuaraan yang mencengkram pendengar untuk duduk manis dalam dimensi pertemuan yang biasanya. Kami tidak berhasil mengawali tahun baru 2014 ini dengan baik ya ternyata, kami tidak berhasil melepas suatu kekaryaan pada tanggal awal kemarin yang diangkai dengan angka 1 itu rupanya. Maka kami coba bentuk dimensi itu dengan tanggal yang sama dengan angka belakang yang diangkai dengan angka 14 itu. Begitulah, sebenarnya konsep kami melihat pergantian waktu tiap hari, bulan dan tahunya. Semuanya sebenarnya seperti sama saja. Apa yang sudah kemarin akan terulang kembali. Dan semua akan kembali di suatu wilayah dimana mereka pernah kembai. Begitu bukan sepertinya. Yah seperti kali ini pun ada sebuah persembahan karya-karya dari Putro (The Frankenstone) bersama gitar bolongnya yang bernama "the Money Making Machine" melakukan perbuatan ulang-mengulang secara sederhana namun bersahabat yang direkam dari suatu tempat dimana orang-orang dapat dipastikan untuk melepas rasa malunya. Kamar tidur, untuk tidur dan yang lainya. Sama seperti konsep pergantian waktu kami tadi, sepertinya apapun akan terulang. Begitupula dalam bebunyian yang kita lihat, dengar, dan lepas pada kali ini. Perbuatan mengulang tembang-tembang dari tiap masa yang berbeda, dari aktor yang berbeda, dan tempat yang berbeda. Tapi itu semua diulang, diulangkan, diulangi, dilahirkan kembali, kembali kepada tempat dia kembali, dalam format MP3 (eMPetrI), dan dikembalikan pada dimensi tempat bebunyian mencengkram erat telinga pendengar menggunakan cakarnya, dan menjejalkan semuanya masuk ke telinganya. Semuanya kembali. Dari telinga kembali ke telinga lagi dan seterusnya.

Yak, kali ini Kusuma Prasetyo Putro yang akrab dipanggil Putro saja, mengemas kembali beberapa bebunyian dari band-band kesukaanya, melalui media gitar bolong secara sederhana, dan mengaduk bebunyian itu dengan membubuhkan kata bedroom. Yak, kita sering mendengar dan membaca peristilahan tersebut, bedroom dalam perbendaharaan peristilahan untuk bebunyian-bebunyian. Tapi terkadang kami tergelitik ketika bedroom tersebut disematkan menjadi labelnya, dan ketika bebunyian tersebut kembali dimainkan di luar ruang dari apa yang disebut kamar tidur, apakah istilah yang disematkan teta adalah kamar tidur. Mungkin itulah salah satu hal mengenai kembali-kembalian yang tidak kembali juga pada tempatnya kembali. Dilahirkan sebagai kamar tidur, ketika dibawa dan dimainkan di luar kamar tidur, namanya pun tak kembali menjadi kamar tidur. Kecuali tersambung dari karya tersembut yang dilahirkan kembali dan direkam kembali dalam kamar tidur. Namun berarti obyek ini, yang dikeluarkan dari tempat dia lahir berarti bisa untuk mengelak dari peristiwa kembalinya sesuatu pada tempat dia kembali. Mungkin saja seperti itu, mungkin saja tidak, toh kami memang suka melantur-lantur jadi dan tidak jadi, semuanya kembali diserahkan pada kekuatan dua dunia, Hak Nam dan non-Hak Nam. Benar kan, semuanya tetap dikembalikan, dikembalikan kepada dunianya, dan obyeknya pun tak akan bisa lari dari peristiwa pengembalian. Seperti setiap pergantian waktu tadi, kita masih melihat tanah landai yang sama, bukit yang sama, dan panorama yang sama, dalam tiap pergantian, selalu ada pengembalian. Peristiwa yang memabukan. Seperti bebunyian. Begitupula bebunyian ini. Kali ini Putro banyak berlari ke lapangan-lapangan lain dari album sebelumnya, ada proses pengulangan dari lagu Nirvana, The Ataris, dan juga Black Lips, yang sepertinya merupakan pilihan Putro untuk melompat-lompat tidak seperti biasanya NUFAN, MXPX, maupun Green Day. Sehingga, nikmati kembali sesajen antara Putro dengan alat penggores bebunyianya, Money Making Machine atau Mesin Pembuat Uang, yang merupakan perbuatan mengulang, yang akan mengulang kenangan bagi para pendengar yang tercengkram oleh bebunyian, kenangan masing-masing pada masa yang berbeda ketika bebunyian itu bersuara pada masa dimana mereka bertemu dengan pendengar, dengan kisah sang pendengar, dengan kisah sang bebunyian, bercampur dan saling berkolaborasi untuk tetap bernostalgi, mengulang-ngulang dan kembali. Sehingga, nikmati saja proses ulang-mengulang, kembali-mengembali, kenang-mengenang yang dibungkus dengan apik oleh Putro and the Money Making Machine. Selamat berkenang-kenang. Salam.

No comments:

Post a Comment