Selamat siang menuju sore telinga-telinga congean... sabda Nicky Astria dalam tembang kuping caplang.... congean-congean. Beberapa waktu telah berlalu semenjak kami merilis sesuatu. Dua tahun sudah berlalu semenjak kami merilis sesuatu yang ledakan gelombangnya begitu memabukkan seperti Wedipaw dengan "Spesisdeples"-nya. Kesatuan abstrak yang dipertemukan untuk diledakan potensinya yang kemudian meriakkan lautan mabuk-mabukkan yang gelombang pasangnya masuk ke dalam lubang-lubang telinga kalian. Akhir-akhir ini, kami mengamati, sebenarnya kami memang mengikuti meskipun tidak disengaja, perkembangan band-band punk di luar negeri sana melalui media ternama, Maximum Rock N Roll. Banyak kami lihat pada flyer-flyer acara pada akhir 2014 hingga awal pertengahan 2015 ini, headliner dari acara-acara tersebut adalah band-band yang memainkan musik punk gaya lama, kembali ke akar mereka bilang. Band-band seperti Generacion Suicida, Institute, The Coneheads, Lumpy & The Dumpers, Mystic Innane, dan beberapa band lain kerap kita jumpai nama-namanya dalam tiap aktifitas reblog individu-individu generasi revivalist punk rock yang ada di Amerika sana. Sepertinya keberadaan band-band tersebut memberikan suatu kehangatan pada tiap kerinduan individu-individu tersebut, sesuatu yang tidak biasa mereka temukan di era sekarang ini, punk dengan gaya yang tidak biasa. Kami pun mendengarkan band-band seperti Flipper, No Trend, dan Brainbombs, sebagaimana kami juga mendengarkan para revivalist dari band-band tua tersebut, banyak sekali jumlah mereka, sampai-sampai mungkin bisa kami bilang bahwa band punk yang tidak biasa itu sudah biasa. Lalu, apa yang membuat mereka begitu diperhatikan akhir-akhir ini? Apa yang membuatnya berbeda? Apa yang membuat mereka begitu tidak biasa namun tetap hangat?. Punk adalah ledakkan bagi kami. Musik adalah olah raga. Idiot mana yang coba definisikan punk. Tapi apa salahnya mencoba. Kalau-kalau hanya mendefinisikan punk, hanya membuat kami menjadi seorang idiot di mata khalayak, memang kami sudah idiot dari sanannya. Kemabali lagi, punk adalah ledakkan buat kami, ledakkan dari tiap-tiap individu yang tergabung dalam sebuah kelompok pelontar bebunyian. Tiap gebukan, genjrengan, dentuman, teriakkan, dan pemikiran, dari tiap individu yang bermasturbasi dalam kelompok tersebut, merupakan unsur-unsur yang menjadikan ledakkan itu nyata, anggap saja bahan peledak. Tiap ledakkan biasanya membutuhkan senyawa-senyawa yang dicampurkan untuk dengan sengaja diledakkan. Namun tidak jarang pula, percobaan pencampuran senyawa-senyawa tersebut menjadikan suatu ledakkan yang tak dikehendaki, sesuatu yang lahir akibat kealpaan, sesuatu yang lahir akibat lupa, sebuah ledakkan yang abstrak, seperti warna hijau yang kami temukan ketika mendengarkan Pornzorn.
Kami tidak sedang membicarakan lukisan. Tapi apakah engkau sadari bahwa tiap ledakkan itu selalu berwarna kawan? Baik yang abstrak maupun yang tidak abstrak. Merah merona warna rambut Wok The Rock, synthesizer merah muda menyala pilinan Indra Menus, dan hitam legam jaket kulit Agus Didit, mungkin adalah sekian dari banyak unsur yang membuat kami melihat warna hijau yang begitu menyala namun lembut di mata dari Pornzorn. Secara instrumen kami membaca Pornzorn dengan merasakan kehadiran gelombang ombak-ombak lembut synthesizer pilinan Menus, disatukan dengan ketakterhinggan gebukan-gebukan naik-turun yang banyak samanya dari Didit, dan muntah ruah teriakkan-teriakkan 'emosional' dari Wok. Nuansa atau suasana 'acid' atau 'psychedelic' itu bukan kami rasai dari adukkan-adukkan instrumen yang dimainkan oleh Didit dan Menus, melainkan muntahan-muntahan abstrak yang diteriakkan Wok malah yang membuat kami merasai hal tersebut. Meledak-ledak, benar-benar seperti orang muntah, muntah karena mabuk. Terlepas muntah adalah salah satu unsur penting ketika anda sedang mabuk, atau mabuk itu sendiri adalah hal yang tidak pernah terlepas ketika kita berjumpa dengan kata 'acid'. Instrumen-instrumen lain dalam tembang-tembang Pornzorn itu seperti kondisi tambahan dalam kondisi mabuk yang diciptakan Wok, seperti ketika kita mabuk, terdapat hal-hal lain yang biasanya menentukan kualitas kemabukkan kita dan akan sampai berapa lama kita mabuk. Selain itu kita juga dapat merasai cengkok vokal yang diterapkan oleh Wok ini juga dapat kita temui apabila kita mendengarkan tembang-tembang dari Crass atau Subhumans. Punk yang tidak biasa itu sudah biasa. Tetapi punk adalah ledakkan. Sebagaima Batman besabda dalam komik Superman: The Red Son bahwa, "We Carry The Most Dangerous Weapon on Earth Inside These Thick Little Skulls Of Ours". Sudah lama kami tidak bermewah-mewah, maka sekarang kami ingin bermewah-mewah. Sambut ledakkan abstrak nan nyata, suara-suara yang dilahirkannya. Memabukkan sebagaimana bebunyian. Meledak-ledak seperti Punk. Meledaklah, bersama Pornzorn. Berpikirlah, terus berpikirlah, sampai engkau ditertawakan. Salam ledakkan.
No comments:
Post a Comment