Jangan kaget. Kemarin kami sudah bilang bukan? Kalau kami membuat agenda selama 3 hari. Agenda tersebut ada untuk melepas karya-karya yang sudah lama kami simpan, dan satu karya terbaru pada hari terakhir. Meskipun pada awalnya kami bilang 3 hari secara berurutan, namun nampaknya kami akan memberikan waktu rehat pada hari Sabtu, kemudian kembali melepas karya pada hari Minggu. Begitu saja. Sederhana sekali.
Digi Digi Crazy (DDC) merupakan salah satu kawan lama kami, yang sudah begitu lama tidak menitipkan karyanya di sini. Kini proyek bunyi buatan mesin, yang juga menceritakan mesin pada hentak bunyinya, kembali dengan nuansa yang berbeda. Dulu kami pernah bilang ada kesan seperti tertawa yang tidak lepas pada karya DDC sebelumnya. Kali ini sang pencipta suasana futuristik ugal-ugalan ini tidak melupakan nilai-nilai negeri yang agraris untuk diikut sertakan pada karyanya. DDC menumbuhkan rasa cinta pada suasana dan imajinasi tentang masa depan yang sarat akan kemajuan dalam bidang teknologi, dengan tidak melupakan rasa cinta kepada hal-hal yang akan dihadapi oleh teknologi tersebut. Dengan suatu gambaran sederhana, tentang nuansa mutualisme yang terjadi antara industri dengan apa yang kita sebut-sebut alam. Hubungan antara traktor dengan sawah. Hubungan yang saling menguntungkan. Coba ciptakan hubungan seperti itu saja di kemudian hari. Masa depan bukan berarti tentang kiamat bukan? Gedung menjulang bukan berarti akhir dari segalanya kan? Coba buatlah industri dan alam, seperti traktor dan sawah itu, hubungan yang saling menguntungkan. Hubungan yang melahirkan keuntungan. Untuk semuanya. Kemudian, persembahan selanjutnya berasal dari salah seorang pentolan dari proyek Desperate Zebra, Dadad, yang menggunakan kesempatannya dalam sebungkus karya ini untuk berkolaborasi dengan Sabarbar. Sabarbar merupakan pemusik yang berhasil membuat sebuah penanda dalam permainannya. Beliau dengan tidak disengaja telah membuat ciri khas, sebagai tanda pengenal ketika Akbar Adi Wibowo memainkan gitarnya. Bagi anda sekalian yang telah mengenali ciri khas dalam permainan gitar Sabarbar, maka anda akan mendapati sensasi yang lain. Garukan-garukan yang dilepaskan Sabarbar pada senar-senar gitar pada karya ini diiringi oleh gaya bernyanyi Dadad, bukan gaya bernyanyi Sabarbar, apakah Sabarbar bernyanyi? Tidak tahu. Begitu juga sebaliknya, pada pola permainan gitar Dadad, Sabarbar mengiringinya, dengan apa yang bisa ia buat untuk mengisi dawai-dawai Dadad. Menjadi Avant-Garde tak harus megah, dan jarang yang disengaja, dan belum tentu bakal terkenal lho... kami persembahkan pada tengah malam ini, paket karya dari DDC dan dadbardar. Silahkan.
No comments:
Post a Comment