Kembali lagi, satu tali pertemuan antara garis garis emosional dengan lendir-lendir rasional yang puitis yang dapat digunakan untuk menindih ruang-ruang yang ada di kepala anda sekalian yang mungkin masih mentah di waktu yang tidak akan pernah senggang ini. Kenapa kita tidak pernah senggang, atau setidaknya merasa senggang ? Ya karena kita bernafas. Nafas-nafas karunia ini akan selalu membelenggu kita kedalam suatu proses penyesakan hasrat otak dan hati, seolah tak pernah lega akan titik-titik pemuas yang pernah diraih. Dalam rangkaian sesuaraan berikut anda akan diajak untuk berlari, bernyanyi, dan menari di dalam sebuah ruang kesenggangan. Ruang tempat kami tidak perlu lagi bernafas untuk merasakan sebuah kepuasan. Kira-kira argumen tersebut yang dapat mewakili apa yang kami rasakan ketika kami mendengarkan deburan ombak yang dihentakan oleh Sadstory On Sunday (SOS) pada track pertama dari demo ini. "HOME : II. All We Need to Do is Stop Digging, and Just Look at the Sky" seolah melakukan sebuah deskripsi akan sebuah ruang yang mengijinkan tiap individu yang ada di dalam ruang tersebut untuk bisa merasakan sebuah kelegaan/kepuasan tanpa harus bersusah payah menghembuskan nafas-nafas yang beraneka ragam warnanya. Warna kegetiran, warna kebahagiaan, warna keterpaksaan yang dihembuskan dengan cepat atau lambat, dengan santai atau tersengal-sengal, demi suatu titik puncak keindahan yang melegakan. SOS mengajak kita berdansa dengan warna kelegaan yang ada tunggal dan mandiri, tanpa harus melakukan kegiatan 'menghembus' yang melibatkan warna-warna lain yang menindih satu kondisi lega. Yang menyebabkan kelegaan dalam keindahan tersebut menjadi tidak indah. Coba temukan warna kelegaan rasional dan puitis tanpa melupakan sentuhan emosional dari tembang nomor satu dari SOS, jadilah mandiri dengan melakukan kegiatan tersebut. Dan jangan lupa untuk memperkuat keberadaan sebuah ruang surgawi yang diciptakan oleh satu kesatuan bentuk suara yang dilontarkan oleh SOS, periksa juga tembang nomor dua dari mereka. Kuatkan ruang batin kalian yang kaya akan kemandirian itu dengan sentuhan emosinal rasional dengan nomor urut dua dari demo ini. Niscaya, ketika kelegaan, kepuasan dan kemandirian dipertemukan dalam suatu ruang batin, maka ketiadaan yang indah lah yang akan kalian dapatkan. Periksa segera.
No comments:
Post a Comment