Mar 2, 2014

EAR[42] - VA Ya Tergantung (2014) [Kompilasi]



Kesabaran adalah kunci. Namun tentu saja bukan satu-satunya kunci. Setelah beberapa jam (banyak juga bisa dihitung beberapa bukan) dan sejumlah dimensi-dimensi yang telah kami lepas sebelumnya, dengan niat tulus, ikhlas dan ajakan riil pada para kontributor yang mencapai formasi finalnya, ini untuk pertama kalinya kami persembahkan kepada makhluk-makhluk yang hulu tubuhnya digantungi organ pipih yang bertekstur... lembut, otomatis serta sensitif. Begitu juga bagian melingkar-lingkar itu. Namanya leher. Dekat dengan hulu tubuh. Jembatan yang menyambungkan hulu tubuh dalam pemberian sinyal aktif kepada selir-selir sang hulu yang ada dibawahnya. Untuk dinyatakan bahwa makhluk itu secara konvensional hidup... atau mati. Bagian yang jika kemudian dipotong, disumbat atau dijepit atau ditekan atau diikat dengan keeratan yang kejam begitu sensitif untuk menghentikan/menghambat laju keaktifan hilir-hilir dalam menangkap sinyal yang dikirimkan dari hulu lalu mati dan tak bergerak lagi. Seperti bagaimana ketika organ atau jembatan tersebut diberikan tekanan gantungan dari satu titik kuat yang kemudian menjadi stopper handal yang meninggalkan kekencangan pada bagian hulu dan keterayunan pada bagian hilir. Ya. Gantung diri namanya. 

Berawal dari sebuah geguyonan kami dengan seorang sahabat dari daerah selatan kota tempat kami bernaung sekarang, yang menyatukan, antara kalimat selengean "Ya~ tergantuuuung~~" yang biasanya diucapkan dengan kemayu ketika menjawab sebuah pertanyaan yang tak bisa dijawab langsung secara pasti, dengan kumpulan gambar-gambar tragis peristiwa bunuh diri yang diambil dengan terang-terangan oleh orang-orang yang tak sengaja bisa mampir ke tempat kejadian perkara. Yang kemudian melahirkan sebuah keambiguan dalam penggunaan istilah kemayu dengan kejadian tragis nan horroric. Sebagaimana ambigu adalah sebuah ketidakjelasan, ketidakbersudutan, kepadatan yang bingung. Yang kemudian kami benang merah-benang merahkan dengan bagaimana para komposer bebunyian  ini dapat merefleksikan kalimat "Ya~ tergantuuuung~~" atau "Ya Tergantung..." pada konteks yang telah kami jabarkan di atas. Dengan segala ketidakpastian yang berada dalam judul/tema dalam konteks yang kami ambil dalam kompilasi ini, serta proses eksperimentasi bebunyian yang dilakukan oleh para penyenyuara yang telah berkontribusi dengan ikhlas dalam kompilasi gratis ini dan menghasilkan sebuah pertabrakan konsep rilisan dengan bebunyian tentang hulu, hilir, ayunan yang diikat kencang dengan kejam dan suara. Ahh... benar-benar memuncak sanubari kami saat ini. Dengan ini kami nyatakan kompilasi "Ya Tergantung..." telah dirilis dengan tulus ikhlas. Dan dengan ini kami akan melakukan hal yang tidak pernah kami lakukan, yaitu menjabarkan satu persatu peserta kompilasi serta judul dari tembang-tembang yang mereka buat, yang dibubuhi sedikit 'tafsir' dari kami pendistribusi kelenjar pipih. Mari.


1. Doa Dan Wisata - Duri-Duri Cinta Yang Nanas
Sebuah percobaan dari kolektif proyek zine juga orkes lo-fi/experimental asal Surakarta yang telah banyak menelurkan karya lewat Brajangkolo Records ini mengikutsertakan materi mereka yang tidak seperti biasa bermain puisi, kata ini dan ini, namun mereka sedikit memberi bumbu zeuhlian sederhana yang bukan ala Magma.

2. Jurumeya - Gantung Untuk Cintamu
Proyek yang pertam akali kami tonton pada sebuah perhelatan musik Grindcore pulau Jawa ini mengawali karirnya dengan bebunyian yang lebih condong ke arah Cybergrind dan sejenisnya, namun kali ini Jurumeya lebih membawa bebunyian mereka ke arah bebunyianyang kami tidak tau itu apa namanya. Namun bising dan berarti.

3. To Die - Slit Your Wrist, Hang Your Neck
Grup yang terkadang juga suka bermain solo asal Yogyakarta ini mengikutsertakan track rekaman live permainan bebunyian bising dengan senjata andalan Oscillator yang pernah juga merilis rilisan dengan titel "Oscillator Session" yang mana pada rekaman ini terdengar suara tawa dari sekitar yang mengikutsertakan proses pembuatan karya dalam karya yang dirilis. Merekam sebuah rekaman. Gantung.

4. Desis - Aksamala.Polka
Solois yang pernah kami lepas karyanya beberapa waktu lalu kini menggeliat kembali dalam kompilasi ini. Sebagai seorang penggemar sigur rós sejati, Desis memberikan sebuah karya yang konstan, lurus, lembut, putih dan terasa suci, namun tetap bisa menceritakan bencana dengan caranya yang kami jabarkan sebelumnya tadi. Senyum dalam bencana. Raut kecut pilu mendera.

5. Luhur Lauri - Berdansa di Atas Makam Simbah
Proyek yang sangat misterius. Kami hanya tahu bahwa proyek ini dibuat di daerah selatan bumi Yogyakarta. Tak ada yang lebih kami ketahui lagi. Jika ditafsir-tafsir, bebunyian ini menyatukan unsur trip-hop minimalis yang menyentuh serta kepolosan anak-anak muda tahun 80an yang berhasil menghitam pekatkan dunia dengan genre minimal synth yang gelap. Meleleh.

6. Control-Z - Happy Empty
Selalu menarik dengan sound-sound bising futuristik gubahan Pandu Hidayat, sesosok manusia nyentrik yang selalu dapat menghasilkan sebuah komposisi bunyi-bunyi bising unik dengan perkakas modern yang seimbang dengan karya yang ditelurkan yaitu bebunyian bising yang sama modern. Tapi setelah digantung kita tak dapat lagi melihat masa depan.

7. Sawi Lieu - Tak Lagi - Lagi 
Kami benar-benar terkesima dengan proyek eksperimentasi suara yang satu ini, apalagi setelah dirilisnya album Pasaraya menggelitik kami untuk mengajak yang bersangkutan ikut serta dalam kompilasi ayun-ayun ini. Bunyi ambient minimalis yang spacy dengan warna-warninya yang menyelimuti tiap manuver deruan bunyi pada tiap garis-garisnya... berhasil membuat mabuk. Mabuk dan tertegun. Judul lagu ini bukan sembarang judul.

8. A Stereo Myth - Into Nowhere
Apabila kami tidak salah, proyek solo milik Tomy Herseta ini dulu namanya Kvmsy atau ini proyek baru atau penggantinya kami kurang tau. Menarik. Dengan suara besar dan macho, Tomy merekam dan mengkomposisi lagu akustik balada ini menjadi tembang yang sarat akan unsur Neofolk sederhana yang tetap memiliki unsur manis dari Tomy sendiri sebagai dirinya sendiri. Minimalis namun bulat dan bertekad.

9. Rantau Ranjau - Gerangan Yang Tergantung Di Ayunan Perkara
Tetap dengan style abstract-noise ala sendirinya yang selalu mengingatkan kami pada begitu pink warna kebisingan dari Masonna, Ozsa dapat menghadirkan atmosfir yang suicidal dan lepas. Benar-benar bebas dan seenaknya sendiri, brutal, kering, tidak terlalu gemuk. Namun meledak.

10. Palasick - Pekik 
Palasick adalah proyek noise experimental oleh Hilman Fathoni yang tidak (belum) memiliki fokus pada kriteria suara apa yang ingin dimainkan, namun berfokus pada kepuasan diri dalam memainkan kebisingan. Bagaimana rasa jembatan hulu ke hilir ketika terikat kencang dan ingin bersuara... lalu terjadilah kejadian memekikan suara.

11. Argot - Untitled
Argot. Suatu bentuk kepuasan dalam bermain eksperimentasi suara-suara bising sejauh ini yang pernah kami lihat. Argot bermain begitu saja, tidak pernah mencari bentuk, dia melemparkan semuanya begitu saja dengan sangat sangat sangat tebal. Seperti batang pisang yang dijatuhkan dengan amat kencang dari ketinggian. Bunyinya menghempas begitu saja dan membuat semuanya terperangah.

12. Theonugraha ft. Jeritan - Obituari
Theo yang beberapa saat lalu melakukan perjalanan ke pulau Jawa telah menemukan instrumen-instrumen penunjangnya dalam membuat suatu karya bebunyian eksperimental yang asyik dan syakti. Dalam kolaborasinya dengan Jeritan ini, mereka dapat menghasilkan tembang power electronics yang lain dan menarik untuk ditelaah sampai usai.

13. Sodadosa - Takut Mati
Sungguh tidak asing lagi dengan proyek yang satu ini, walaupun kami baru sekali merilis salah satu rilisan proyek ini. Tidak diragukan lagi kemampuan Krisna Widiathama dalam mengolah perangkat-perangkat berat primitif; rongsokan-rongsokan dengan material pembantu sebagai processor suara, serta pengolahan bunyi liar yang dijinakkan untuk menjadi sebuah karya yang matang... luar biasa. Kepuasan dalam kepuasan. Kegelapan yang akhirnya didapatkan.

  

No comments:

Post a Comment