Mar 31, 2014

EAR[43] - Thermodynamic Sinks - Electraumanegative (2014)


Hai. Semuanya. Maaf, maaf sekali. Untuk semua. Dari kemarin kemarin kemarin. Kami tercekik. Sungguh tercekik. Terbebat. Terguling-guling. Buta dan tulis seperti mumi. Sedih sekali rasanya ketika teknologi andalan berupa Home CPU yang kami sebut dengan Kerajaan Ear Alert harus mondok sejenak, ah tapi sudah beberapa lama, untuk merasai sedikit pemugaran. Kami tidak tahu apa yang harus dihadapinya. Yang jelas yang kami harapkan adalah yang terbaik baginya. Sepi sungguh rasanya. Seperti tertimpa sesuatu yang tidak enak secara tiba-tiba saat kami sedang merasa enak, atau sedang keenakan. Apapun itu... namanya, sebutanya, rasanya... kami selalu tersenyum dan menggambar pelangi dalam benak kami. Bahwa semua itu adalah berkah. Dan senyum harus selalu menyinari tiap peristiwa yang menyulami tenunan kehidupan yang belum menemui baris akhirnya yang di sebelah mana. Karena berkah tidak selalu manis dan musibah tidak melulu pahit. Kami selalu coba untuk pahami, sambil kami memahami yang lebih dalam lagi dari yang terdalam, sesudah yang terluar, dan terluarnya lagi. Diantara bunyi-bunyi, semburat-semburat suara, yang meliuk-liuk, bergerak kesana kemari lika-likunya. Menghipnotis tiap sanubari, dan lubang-lubang telinga yang belum tuli. Pernahkah kalian coba rasa bagaimana itu bersyukur, bahwa kita belum tuli. Belum menuli. Dan belum menulikan diri. Masih saja bunyi-bunyi yang bersemi pada tiap hening yang terusik oleh bunyi-bunyi yang bersemi, yang tak pernah bermaksud menodai atau menyakiti, lubang-lubang yang tidak tuli. Syukurilah semua suara itu masih sanggup meminta suaka dalam lubang dan rongga telinga para empunya. Sehingga sesuatu bisa dinikmati, sebelum semuanya tuli. Dan yang satu bersyukur, dan yang satunya tidak bersyukur. Akan begitu terus dan memang beginilah adanya. Makanya.

Begitulah kira-kira salam pembuka yang bisa kami sampaikan setelah lama tak berjumpa. Benar bukan. Seperti biasanya memang seperti ini bukan. Coba terka apa yang kami lepaskan sekarang. Oh, sesosok misterius pelahir bebunyian elektronik, minimalis nan sederhana, bukan yang biasa diberi simpati oleh telinga-telinga kampret itu. Bukan. Kali ini ada Thermodynamic Sinks yang siap menjadi entitas konduktor bunyi. Yang mengirimkan tiap ombak-ombak bunyi ke ruang rongga-rongga sepi. Telinga-telinga babi. Kami pun hanyut dibawa persemian-persemian bunyi memabukan ini. Seolah ada gerakan-gerakan yang awas dan waspada dari terkaman para penerkam yang siap menerkam kapan saja. Kami seperti melihat sebuah... 'mosi'... yang begitu kaku kesana-kemari. Yang warnanya pudar-pudar beraroma, dan kotak-kotak sederhana itu bergerak dengan riak-riaknya yang tidak terlalu membuat selaput merah bernadi dalam kepala harus menyeka banyak pola. Begitu sederhana simfoninya. Seperti menggugah jiwa para raksasa untuk senantiasa menengadah meskipun mereka tahu tidak ada lagi yang bisa dilihat lagi ketika menengadah. Ini seperti musik permainan teman-teman. Kami rasakan itu. Ada gerakan-gerakan sederhana dari pixel-pixel yang diberi kuasa gerak melalui joystick oleh para pengayuh kisah-kisah inspirasi dan tragedi. Seperti ada yang ingin disampaikan walau kami tangkap pula dia tak ingin menyampaikan apa-apa, sudah cukup sampai disitu saja, sederhana saja. Tapi kecukupan itu tadi malah menggambar sesuatu yang lebih lebar, pada papan-papan kuno, warnanya kuno, tapi memabukan, dan tak bosan mengurai kabar dari bunyi-bunyi yang menari. Terakhir kali kami mendengar Joe Hisashi... hmm... memang tak bisa disamai. Namun, meski berbeda di sana dan sini, rasa yang sama tak pernah bosan menghantui. Kami dibawa lagi, dan dibawa lagi, dan dibawa lagi.... terbang kesana dimana sebuah cerita dimulai dan menunggu untuk diakhiri. Dalam suatu panel-panel teratur dari tiap bunyi-bunyi yang tidak teratur. Pada tiap-tiap yang orang sebut sebagai track, melahirkan energi cerita. Dari sosok sederhana pelahir bunyi. Yang tak disimpati oleh para Telinga Babi. Hah sudah berhenti menyalah-nyalahkan. Toh mereka belum tuli, semuanya tidak akan lewat begitu saja, semuanya akan mampir dalam rongga. Untuk menoda dan tidak menoda. Wahai telinga... yang babi dan yang bukan... mampirlah kemari.... dengarkanlah dan pahamilah... bahwa yang ini.... juga sebuah.... bunyi. Salam.

Thermodynamic Sinks tidak memiliki akun media sosial.

No comments:

Post a Comment